46 Kali

TANGERANG, KOMINFONEWS — Ketua Forum Kota Sehat (Forkots) Samarinda, Rinda Wahyuni Andi Harun, memimpin kunjungan studi pembelajaran terkait Open Defecation Free (ODF) di Kota Tangerang, Banten baru-baru ini. 

Kunjungan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan solusi nyata bagi Kota Samarinda yang masih berupaya mengatasi permasalahan buang air besar sembarangan (BABS) di sungai-sungai yang membentang di kotanya.

Rinda Wahyuni bersama rombongan Forkots Samarinda disambut langsung Ketua Forum Kota Tangerang Sehat (FKTS) Siti Rochayah, Wakil Ketua FKTS dr. Hj. Liza Puspadewi, serta Ketua Tim Pembina FKTS Yeti Rohaeti, beserta jajaran pengurus FKTS dan kader. 

Selain berfokus pada pembelajaran ODF, kunjungan ini juga melibatkan diskusi tentang upaya Tangerang dalam menerapkan program kota sehat secara menyeluruh, khususnya dalam aspek sanitasi.

Kunjungan ini mencakup beberapa lokus utama seperti Sekretariat FKTS di RSI Sari Asih Arrahmah, Pokja Sehat di Kelurahan Alam Jaya, Kampung Lorong Anggur, serta FKTS Kecamatan Sehat di Karawaci. Masing-masing tempat memberikan gambaran tentang bagaimana Kota Tangerang berhasil mendorong lingkungan bebas ODF dan mengatasi tantangan sanitasi perkotaan.

Dalam kesempatan itu, Rinda Wahyuni menyatakan Kota Samarinda menghadapi tantangan besar dalam menciptakan lingkungan bebas BABS, mengingat banyak warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Mahakam dan Sungai Karang Mumus. 

“Sungai adalah urat nadi Samarinda. Namun, kebiasaan masyarakat yang masih BAB di sungai membuat masalah sanitasi ini semakin kompleks. Kami masih memiliki sekitar 3.700-an warga yang belum memiliki akses ke sanitasi yang layak,” ujarnya.

Kota Tangerang telah berhasil mencapai status ODF, suatu pencapaian penting dalam meningkatkan kesehatan lingkungan. 

Rinda berharap bisa mengambil inspirasi dari strategi FKTS yang efektif dalam mengatasi ODF dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat serta dinas terkait secara maksimal.


“Kami ingin memahami prosesnya, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan bagaimana cara FKTS memastikan dinas-dinas terkait bisa menjalankan program ini secara optimal agar Tangerang bisa mencapai ODF 100 persen,” tambah Rinda.

Ketua Harian Forkots Samarinda, drg. Nina Endang Rahayu, juga menyatakan bahwa pembelajaran tentang ODF di Tangerang menjadi sangat relevan bagi Samarinda yang bercita-cita meraih Swasti Saba Wistara, penghargaan tertinggi dalam kategori Kota Sehat. 

“Untuk mencapai Wistara, syaratnya adalah 100 persen wilayah bebas BABS. Kunjungan ini membuka wawasan kami tentang bagaimana kolaborasi di Tangerang bisa berjalan dengan baik dan efektif,” jelas drg. Nina.

Dalam upaya mendukung status ODF, FKTS Tangerang menargetkan pembangunan 150 jamban sehat pada tahun 2024 agar setiap keluarga memiliki septic tank atau sistem pembuangan limbah yang layak. 

Selain ODF, FKTS juga membagikan pengalaman dalam mengelola program-program kota sehat lainnya yang mencakup 9 tatanan, seperti kawasan permukiman sehat, sarana pendidikan, dan kawasan pariwisata sehat.

Melalui kunjungan ini, Forkots Samarinda berharap dapat membawa pulang pelajaran berharga untuk mempercepat realisasi status ODF di Samarinda. 

Rinda Wahyuni optimis bahwa, dengan kolaborasi dan komitmen bersama, Kota Samarinda dapat segera mengejar ketertinggalan dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan layak bagi seluruh warganya.(DON/KMF-SMR)


Evaluasi Penurunan Stunting di Samarinda, DPPKB Libatkan Berbagai Pihak untuk Capai Target

Berita Sebelumnya

Penyerahan Simbolis BKB KIT Stunting di Samarinda Seberang untuk Dukung Penurunan Angka Stunting

Berita Selanjutnya

Yang Lain di Kesehatan

Tinggalkan Komentar