SAMARINDA. KOMINFONEWS -- Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang langsung dipimpin Wakil Wali Kota Samarinda yang juga selaku ketua TPPS kota Samarinda Rusmadi Wongso mengikuti secara virtual Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting tingkat Provinsi Kalimantan Timur di Posyandu Terintegrasi Lily kelurahan Harapan Baru kecamatan Loa Janan Ilir, Rabu (12/6/2024).
Adapun lokus kegiatan Pencanangan Pengukuran dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024 tingkat Provinsi ini dipusatkan di Posyandu Angsoka, Desa Loa Janan Ulu, Kecamatan Loa Janan yang langsung dihadiri Pj Gubernur Kaltim Akmal Malik.
“Kita Pemerintah Kota Samarinda juga terus berkomitmen dalam memerangi stunting di kota Samarinda. Seperti hari ini, kami lengkap hadir pada pencanangan ini. Ada Kepala Dinkes, Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan, kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB, kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Wakil Ketua TP PKK, Pimpus, ketua Posyandu Lily, Danramil dan Polsek, Pak Camat, Pak Lurah dan Pak RT,” ucap Rusmadi saat melaporkan partisipasinya dalam kegiatan pencanangan secara virtual.
Rusmadi mengemukakan besok (hari ini, red) akan melaksanakan rapat koordinasi untuk
menyegerakan pencanangan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting tingkat kota Samarinda.
“Acara ini bertujuan untuk mempercepat penurunan angka stunting yang masih menjadi tantangan serius di wilayah Kalimantan Timur termasuk di Samarinda,” katanya.
Rusmadi menyampaikan keprihatinannya terhadap situasi ini. "Target nasional adalah 14% pada tahun 2024, sementara kita menempati posisi 21,5% secara nasional, dan tingkat provinsi 22,9%, dan pada 2023 kita di 24,4%. Posisi stunting di Samarinda masih jauh dari rata-rata nasional dan provinsi," ujarnya.
Rusmadi menekankan pentingnya kolaborasi dalam penanganan stunting. "Kita merapatkan barisan, bahwa intervensi serentak ini seperti disampaikan Wakil Presiden memberikan arahan kepada kita untuk melaksanakan penanganan stunting secara serentak," katanya.
Ia juga menyoroti rendahnya tingkat kunjungan ke posyandu. Dari 728 posyandu yang ada di Kota Samarinda, hanya sekitar 200 yang aktif. "Ini tidak bisa dilakukan oleh Dinas Sosial saja, Dinas Kesehatan saja, atau dinas lainnya, karena ini melibatkan ibu hamil, calon pengantin, remaja, balita, serta baduta," tambahnya.
"Di Samarinda, ada 1.074 anak yang mengalami stunting dari 6.765 balita yang diukur, yang berarti 16% di antaranya stunted," beber Rusmadi.
Ia mengingatkan pula pentingnya ketua RT, Lurah, hingga Camat untuk mengetahui data ibu hamil di tiap wilayah. “Jangan sampai ketika ditanya tidak tahu jumlahnya. Kalau tidak tahu jumlahnya, bagaimana kita sejak awal memerangi stunting. Termasuk juga mereka calon pengantin harus diketahui,” tandasnya.
Rusmadi mengatakan, dengan intervensi serentak ini, diharapkan masalah stunting dapat ditangani dengan lebih efektif dan menyeluruh, sehingga angka stunting di Kota Samarinda dan Kalimantan Timur dapat terus menurun.
Selain di Posyandu Lily, secara virtual pencanangan ini disaksikan pula Posyandu di 59 kelurahan se kota Samarinda. (DON/KMF-SMR.Foto:Dokpim)
Tinggalkan Komentar