SAMARINDA. KOMINFONEWS - Pemerintah Kota Samarinda terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui Rapat Optimalisasi Pelayanan Publik di Bidang Pendidikan. Rapat yang berlangsung di Ruang Rapat Gedung A, Lantai III Balaikota Samarinda, Selasa (3/9/2024) ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di sektor pendidikan.
Dalam laporannya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda, Asli Nuryadin, menyampaikan berbagai data penting terkait kondisi pendidikan di kota ini. Sebanyak 227 kepala sekolah dari tingkat SD, TK, dan SMP negeri hadir dalam rapat tersebut. Selain itu, Asli juga melaporkan bahwa terdapat 853 satuan pendidikan di Samarinda, dengan 227 di antaranya merupakan sekolah negeri.
Jumlah tenaga pengajar di Samarinda mencapai 7.926 orang, terdiri dari 3.811 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 1.422 guru honorer di sekolah negeri, serta 2.693 guru di sekolah swasta. Sementara itu, total jumlah murid di Samarinda mencapai 134.073 siswa, dengan 92.336 di sekolah negeri dan 41.735 di sekolah swasta. Asli menekankan pentingnya memperhatikan jumlah rombongan belajar, terutama di sekolah negeri.
"Jika dihitung rata-rata, dengan asumsi 1 kelas berisi 32 siswa, maka akan ada 2.812 rombongan belajar di sekolah negeri," jelasnya.
Beberapa waktu lalu, sambung Asli, seluruh kepala sekolah di Samarinda telah dikumpulkan untuk membahas pertanggungjawaban terkait buku pendamping. Saat ini, tim guru di Samarinda sedang menyusun buku pendamping yang ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Untuk tingkat SD, ada 22 judul buku yang sedang disusun oleh tim yang terdiri dari 110 guru. Sementara itu, untuk tingkat SMP, ada 12 judul buku yang dikerjakan oleh tim beranggotakan 60 guru.
Asli juga melaporkan bahwa penerapan pola hidup bersih dan sehat di sekolah-sekolah terus berjalan dengan baik. Program "English Practice" yang dilaksanakan setiap hari Rabu dan pendidikan anti-korupsi juga telah menjadi bagian dari kurikulum. Samarinda juga menjadi kota dengan jumlah sekolah penggerak terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur, yaitu sebanyak 50 sekolah. Selain itu, terdapat 185 guru penggerak dan 180 sekolah penyelenggara inklusi, menjadikan Kota Samarinda sebagai model pendidikan inklusi di Kaltim.
Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun, dalam arahannya menegaskan pentingnya rencana panjang pembangunan nasional tahun 2025-2045 yang saat ini sedang disusun. Rencana tersebut akan diturunkan menjadi rencana pembangunan jangka panjang provinsi dan daerah kabupaten/kota, termasuk Samarinda, dengan visi mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Ia menjelaskan bahwa salah satu manfaat utama dari pembangunan ini adalah potensi Dividen Demografi atau Bonus Demografi, di mana Indonesia memiliki keunggulan yang dapat digunakan untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).
"Jika dimanfaatkan dengan baik, Indonesia bisa menjadi negara terkaya keempat atau kelima di dunia," ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Andi Harun juga menyoroti masalah kedisiplinan guru di sekolah-sekolah.
"Masih banyak ditemukan guru yang sudah tidak ada di tempat sebelum jam pulang. Saya berharap seluruh kepala sekolah dan guru dapat membangun kedisiplinan agar menjadi teladan bagi murid-murid," tegasnya.
Menanggapi isu buku pelajaran yang sempat viral beberapa waktu lalu, orang nomor satu di Kota Samarinda ini sekali lagi menegaskan bahwa tidak diperbolehkan lagi adanya penjualan buku paket di sekolah atau kerja sama dengan komite atau penerbit manapun.
"Pemerintah Kota Samarinda telah menyediakan solusi dengan mencetak buku sendiri melalui penerbit yang dikelola oleh pemerintah. Jumlah buku yang dicetak sudah disesuaikan dengan kebutuhan siswa dari SD hingga SMP negeri," tutupnya. (FER/KMF-SMR)
Tinggalkan Komentar