247 Kali

SAMARINDA, KOMINFONEWS — Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus menguatkan langkah strategis dalam upaya mengendalikan inflasi daerah. Salah satunya melalui pelaksanaan Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah yang kembali digelar pada Senin (21/04/2025) pagi di Ruang Rapat Sembuyutan, Lantai III Balai Kota Samarinda.

Rakor ini dipimpin langsung oleh Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda, H. Saefuddin Zuhri, S.E., M.M. Dalam arahannya, Wawali menekankan pentingnya akurasi dan kelengkapan data sebagai fondasi utama pengendalian inflasi. Ia meminta seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk menyusun dan memperbarui data harga komoditas secara rinci dan berkala.

“Setiap OPD minimal harus memiliki data perkembangan harga, mulai dari minggu lalu hingga hari ini. Dari data itulah kita bisa menentukan langkah cepat jika diperlukan,” tegasnya.

Wawali juga menyampaikan bahwa data tersebut sangat penting, tidak hanya sebagai bahan laporan kepada pemerintah pusat, tetapi juga sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan daerah yang adaptif dan responsif terhadap dinamika harga di lapangan.


Dalam rakor, turut dilaporkan perkembangan harga sejumlah komoditas strategis. Harga cabai rawit, misalnya, menunjukkan penurunan signifikan dari Rp100.000/kg menjadi Rp62.000–Rp85.000/kg. Harga bawang merah terpantau stabil di angka Rp45.000/kg, sementara harga daging sapi masih bertahan di kisaran Rp150.000/kg.

Selain isu inflasi, Wawali juga menyoroti sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menunjukkan perkembangan menggembirakan, baik dari sisi produksi maupun pemasaran.

“Kami berharap pelaku ritel bisa mendukung promosi dan pemasaran produk-produk UMKM lokal, agar daya saing ekonomi masyarakat semakin meningkat,” ujarnya.

Di sisi lain, layanan transportasi umum dan angkutan barang yang sempat terdampak arus mudik Lebaran kini telah kembali berjalan normal.

Sebelum rakor daerah ini digelar, Wawali Saefuddin bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda juga mengikuti Rakor Pengendalian Inflasi Nasional secara daring. Rakor nasional tersebut dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph.D.


Rakor nasional diawali dengan sosialisasi Program Sekolah Rakyat—sebuah inisiatif pendidikan inklusif yang ditujukan bagi masyarakat miskin dan miskin ekstrem. Mendagri menegaskan bahwa kesinambungan pendidikan menjadi salah satu solusi jangka panjang dalam menekan kesenjangan sosial dan ekonomi.

Tito juga melaporkan bahwa angka inflasi nasional saat ini berada di level 1,03 persen, yang dianggap sangat baik. Namun, ia mengingatkan bahwa deflasi tidak selalu menjadi pertanda positif, terutama jika dipicu oleh lemahnya daya beli masyarakat.

“Deflasi yang sehat adalah ketika harga barang turun karena pasokan cukup dan daya beli tetap tinggi. Tapi jika harga murah karena masyarakat tidak mampu membeli, itu tanda bahaya,” ujar Tito, seraya mencontohkan situasi di Palestina yang mengalami deflasi akibat dampak perang.

Rangkaian rakor ini menjadi bagian dari upaya sinergis antara pemerintah pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas ekonomi serta mendorong kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. (MAF/KMF-SMR)


Saefudin Zuhri Buka Parade Kebaya Kartini 2025

Berita Sebelumnya

Lindungi Hak Perempuan dan Anak, Pemkot Samarinda dan Pengadilan Agama Jalin Kerja Sama

Berita Selanjutnya

Tinggalkan Komentar