SAMARINDA. KOMINFONEWS - Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun, memberikan respon positif terhadap hasil kajian penelitian mengenai kawasan pecinan di Kota Samarinda. Dalam agenda yang digelar di Ruang Rapat Wali Kota Samarinda, Balaikota, Kamis (16/5/2024), Andi Harun menekankan pentingnya segera melaksanakan berbagai langkah yang diperlukan untuk mengembangkan kawasan ini sebagai destinasi wisata budaya Tiongkok.
Menurut hasil kajian tersebut, kawasan pecinan di Samarinda memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. "Segera laksanakan segala sesuatu yang diperlukan. Potensi pengembangan pariwisata budaya Tiongkok ini nantinya bakal menarik wisatawan yang berkunjung ke Kota Samarinda," ujar Andi Harun.
Kajian penelitian mengungkapkan bahwa kawasan pecinan ini memiliki kekayaan budaya yang mencakup arsitektur tradisional, kuliner khas, dan berbagai tradisi serta festival Tiongkok yang dapat dikemas menjadi daya tarik wisata. Andi Harun menyatakan komitmennya untuk mendukung dan mempercepat realisasi pengembangan kawasan tersebut.
"Kita harus segera mengambil tindakan konkret untuk mengembangkan kawasan ini. Dengan adanya destinasi wisata budaya Tiongkok, Samarinda dapat menjadi kota yang lebih menarik dan memiliki daya tarik wisata yang unik," tambahnya.
Andi Harun juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha dalam merealisasikan pengembangan kawasan pecinan ini.
"Kita perlu bersinergi agar semua aspek pengembangan, dari infrastruktur hingga promosi, dapat berjalan dengan baik dan sesuai rencana," tegasnya.
Dengan dorongan dan dukungan penuh dari pemerintah Kota Samarinda, Andi Harun menegaskan pengembangan kawasan pecinan di Samarinda dapat segera terlaksana dan menjadi salah satu ikon wisata budaya yang signifikan di kota ini. Selain meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, pengembangan ini juga diharapkan memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dan pelestarian budaya.
"Potensi pengembangan pariwisata budaya Tiongkok ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Ini adalah langkah strategis untuk memajukan Samarinda sebagai kota yang kaya akan keberagaman budaya dan memiliki daya tarik wisata yang kuat," Kata Andi Harun.
Sebelumnya, Wakil Rektor Universitas Kristen Maranatha Bandung, Jawa Barat, Krismanto Kusbiantoro, mengungkapkan hasil penelitian yang mendukung pengembangan kawasan pecinan di Samarinda sebagai destinasi wisata budaya.
Dalam paparannya, Krismanto menjelaskan tujuan penelitian yang meliputi identifikasi potensi tujuan berkunjung, pemahaman preferensi wisatawan, analisis dampak sosial dan ekonomi, serta identifikasi tantangan dan peluang.
Berdasarkan analisis mereka, terdapat lima titik kawasan di mana mayoritas masyarakat Tionghua bermukim, yakni kawasan sekitar Pasar Pagi, kawasan Citra Niaga, dan kawasan sekitar Pelabuhan, dengan kelenteng Thien Ie Kong sebagai ikon utamanya. Pecinan Samarinda, dalam perspektif Fengshui, diibaratkan sebagai seekor naga, dengan kepala naga berada di daerah perniagaan di dataran rendah yang berhadapan langsung dengan sungai Mahakam, sementara ekor naganya berada di daerah dataran yang lebih tinggi yang digunakan sebagai Kuburan Tionghoa yakni Balaikota pada jaman dahulu.
Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif deskriptif dan merupakan studi kasus. Lokasi dan waktu penelitian meliputi beberapa titik strategis di Samarinda pada 23-28 Maret 2024. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait seperti pemerintah, pelaku usaha, masyarakat sekitar, dan wisatawan Samarinda, sedangkan data sekunder berupa dokumen dan arsip terkait. Teknik pengumpulan data mencakup wawancara, dokumentasi, dan observasi, dengan validitas data dijamin melalui triangulasi metode dan sumber, serta analisis data menggunakan model analisis interaktif.
Menurut Kris, berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan berbagai pihak terkait, tampaknya perencanaan pembangunan pecinan memiliki potensi besar untuk direalisasikan. Penelitian ini memberikan landasan yang kuat bagi pengembangan kawasan pecinan sebagai destinasi wisata budaya di Samarinda (FER/KMF-SMR)
Tinggalkan Komentar