SAMARINDA.KOMINFONEWS — Wakil Wali Kota Samarinda, Saefuddin Zuhri, menerima audiensi manajemen Rumah Sakit (RS) Dirgahayu di ruang rapat Wakil Wali Kota, Balai Kota Samarinda, Rabu (9/4/2025). Dalam pertemuan tersebut, ia menyampaikan apresiasi terhadap sinergi yang telah terjalin antara RS Dirgahayu dan Pemerintah Kota Samarinda, terutama dalam hal pelayanan kepada masyarakat.
“Harapan kita bersinergi, rumah sakit bisa berusaha, pemerintah menjalankan regulasi, ada simbiosis mutualisme. Intinya, kita memfasilitasi orang usaha bisa aman, Pemkot aman, dan masyarakat Samarinda bisa sehat semua,” ujar Saefuddin.
Audiensi ini membahas rencana RS Dirgahayu untuk membangun intake air baku di Sungai Mahakam sebagai alternatif sumber air, selain pasokan dari Perumdam Tirta Kencana. Langkah ini dipertimbangkan untuk mendukung efisiensi operasional dan kebutuhan air non-medis di lingkungan rumah sakit.
Turut mendampingi dalam pertemuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr. Ismid Kusasih, Kepala DPMPTSP Julia Noor, Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Nor Wahid Hasyim, serta sejumlah anggota Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) seperti Suwar, Abdul Jami, dan Siti Hasanah. Perwakilan dari Bagian Hukum Setda Kota Samarinda juga hadir memberikan masukan dari aspek regulasi.
Menanggapi rencana pembangunan intake, Saefuddin menyarankan agar opsi tersebut tidak dilanjutkan. Ia menilai lokasi yang diajukan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap infrastruktur eksisting, termasuk jaringan pipa milik Perumdam dan kabel-kabel bawah tanah, serta berisiko mengganggu estetika kawasan Teras Samarinda.
“Sesuai masukan dari Bagian Hukum, ada aturan tata ruang (RTRW) yang harus diperhatikan. Apakah ini sesuai atau tidak, itu perlu dikaji. Jadi, bisa dicari solusi lain yang lebih efektif,” jelasnya.
Wakil Wali Kota menambahkan, Perumdam Tirta Kencana sejauh ini selalu siap memenuhi kebutuhan air bersih bagi RS Dirgahayu. Namun, jika pihak rumah sakit ingin menggunakan air baku non-Perumdam untuk keperluan lain di luar layanan medis, alternatif seperti sumur bor, penampungan air hujan, atau pengolahan air limbah bisa dijadikan opsi.
“Kalau tujuannya untuk efisiensi dan bukan untuk kebutuhan medis, RS Dirgahayu bisa mempertimbangkan solusi seperti membuat sumur bor, menampung air hujan, atau mengolah air limbah. Jadi tetap mendukung operasional rumah sakit tanpa melanggar aturan,” tutupnya.(DON/KMF-SMR.foto:Kris Dokpim)
Tinggalkan Komentar