205 Kali

SAMARINDA - KOMINFONEWS - Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda melaksanakan presentasi Review Masterplan Grand Design Sungai Karang Mumus I di Ruang Rapat Wali Kota Lantai II Gedung Balai Kota Samarinda, Jumat (17/1/2025) siang. Acara ini merupakan tindak lanjut dari Focus Group Discussion (FGD) yang sukses digelar pada 2 Oktober 2024 lalu. Tahun 2025 menjadi momentum penting untuk merealisasikan visi besar menjadikan kawasan Sungai Karang Mumus (SKM) sebagai waterfront city berbasis alam yang inklusif dan berkelanjutan.

Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun menegaskan bahwa penataan kawasan bantaran SKM harus dilakukan secara terintegrasi untuk menciptakan harmoni dengan alam. 

“Prinsipnya secara umum sudah oke. Kalau ada tambahan dalam desain konseptual, saya setuju. Ini bukan hanya soal pengendalian banjir, tetapi juga soal membangun identitas Samarinda sebagai kota riverside city yang harmonis dan berkelanjutan,” tegas Andi Harun.

Ia juga menambahkan bahwa proyek ini direncanakan berjalan mulai 2026 dengan skema pembiayaan multiyears contract atau pendekatan lain yang relevan. Mengingat masa jabatannya yang terbatas, Wali Kota berharap seluruh tahapan dapat diselesaikan segera dalam periode kepemimpinannya. Konsep terintegrasi pengembangan koridor SKM harus dituntaskan secepatnya. 

"Saya khawatir jika proyek ini ditunda setahun, realisasi pembangunan tersebut tidak akan terwujud secara utuh. Saya berpendapat, proyek ini harus segera direalisasikan agar sekalian tuntas" ucapnya 

Wali Kota juga meminta untuk segera menyelesaikan hal-hal teknis, seperti penyusunan timeline dan pematangan Detail Engineering Design (DED). Kemudian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait juga diminta untuk memperhitungkan estimasi anggaran kegiatan ini yang akan diusulkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2025.


Pemkot Samarinda optimis proyek ini mampu memberikan dampak positif bagi pengendalian banjir dan perbaikan lingkungan. Langkah ini diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam penataan SKM, sekaligus meningkatkan kualitas hidup warga Samarinda.

Sementara dalam pemaparannya, Dr MA Retno Hastijanti dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya menjelaskan bahwa perencanaan penanganan kawasan kumuh SKM 1 dilakukan secara bertahap melalui pentahapan dan zonasi meliputi lima segmen.

"Di antaranya Ruhui Rahayu, Segiri, Perniagaan, Jembatan Baru, dan Pelita" ucap wanita berjilbab itu 

“Perencanaan ini bertujuan menangani kawasan kumuh di sekitar SKM dengan pendekatan berbasis alam yang inklusif dan berkelanjutan. Selaras dengan misi mewujudkan perencanaan harmoni dengan alam melalui RTH (Ruang Terbuka Hijau, Red) dengan menciptakan kesatuan konsep waterfront city,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa dua segmen dari DED telah selesai. Namun ia menarget seluruh DED dari semua segmen bisa rampung pada akhir tahun ini.

Selain Wali Kota, ada sejumlah pejabat teras di lingkungan Pemkot Samarinda ikut mendampingi. Di antaranya Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Samarinda Ir H Hero Mardanus Satyawan MT, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Bapperida) H Ananta Fathurrozi SSos MSi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Desy Damayanti ST MT, Kepala Bagian (Kabag) Kerja Sama Idfi Septiani SSTP MSi, dan Ketua Tim Wali Kota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP) Samarinda Syaparudin SSos. (VE/HER/KMF-SMR)


Hadiri Perayaan Natal, Wali Kota Tekankan Pentingnya Persatuan Nasional

Berita Sebelumnya

Samarinda Segera Miliki Pusat Krisis, Proyek Dimulai 2026

Berita Selanjutnya

Tinggalkan Komentar