SAMARINDA, KOMINFONEWS – Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Samarinda turut serta dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Nasional pada minggu keempat tahun 2025. Rapat ini digelar secara virtual dan diikuti oleh seluruh TPID di Indonesia, termasuk TPID Kota Samarinda di ruang Sembuyutan lantai III Balaikota.
Dalam rakor tersebut, hadir berbagai perwakilan dari instansi terkait, di antaranya Staf Ahli Bidang Pembangunan dan Ekonomi, Polresta, Dandim 0901, Kejaksaan, Inspektorat, Diskominfo, BPS, BPKAD, Bapperida, Dinsos, Dinas Perikanan, Dinas Perdagangan, PUPR, Ketapangtani, Dinas Koperasi, Dishub, Varianiaga, Bulog, Kadin, serta bidang ekonomi, prokopim, dan pemerintahan.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang memimpin rapat menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV tahun 2024 menunjukkan tren positif.
"Kita berada di peringkat 41 dari 188 negara dengan pertumbuhan ekonomi (y-o-y) sebesar 5,02 persen. Di tingkat negara G20, Indonesia menempati peringkat ketiga dari 24 negara, dan di ASEAN, berada di peringkat lima dari 11 negara," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa inflasi Indonesia pada Februari 2025 tercatat berada di peringkat ke-13 dari 186 negara dengan angka inflasi sebesar -0,09 persen (y-o-y).
"Di antara negara G20, kita berada di posisi kedua, sementara di ASEAN, Indonesia menempati perinatal ketiga," imbuhnya.
Menteri Tito juga menjelaskan bahwa deflasi yang terjadi bukan karena menurunnya inflasi secara langsung, melainkan akibat daya beli masyarakat yang tetap kuat serta pasokan barang yang mencukupi.
"Faktor lain yang turut berkontribusi adalah adanya subsidi pemerintah pada sektor listrik," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, melaporkan adanya kenaikan harga cabai rawit di 228 kabupaten/kota pada minggu ketiga Maret 2025.
"Kenaikan ini dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan serangan hama patek di sejumlah daerah," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Indeks Perkembangan Harga (IPH) mengalami kenaikan di 30 provinsi akibat lonjakan harga beberapa komoditas pangan utama seperti cabai rawit dan bawang merah.
"Harga bawang merah naik 13,93 persen di 72,50 persen wilayah Indonesia, cabai rawit naik 20,32 persen di 63,33 persen wilayah, daging ayam ras naik 0,98 persen di 49,44 persen wilayah, minyak goreng naik 0,02 persen di 41,94 persen wilayah, cabai merah naik 0,14 persen di 39,44 persen wilayah, serta gula pasir naik 0,87 persen di 36,39 persen wilayah," paparnya.
Dengan adanya rapat koordinasi ini, TPID Kota Samarinda berkomitmen untuk terus mengawal dan mengoptimalkan kebijakan pengendalian inflasi agar tetap stabil demi kesejahteraan masyarakat. (ASYA/KMF-SMR)
Tinggalkan Komentar