SAMARINDA.KOMIMFONEWS-Staf Ahli Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Kota Samarinda, Isfihani memimpin rapat Pleno tim percepatan akses keuangan daerah (TPAD) membahas rencana kerja tahun 2025.
Rapat yang berlangsung Selasa (18/2/2025) ,digedung Balai Kota ini juga dihadiri Deputi Direktur Pengawasan Perilaku PUJK, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Kaltim-Kaltara Yulianta.
Ada dua agenda yang dibahas pagi itu, diantaranya Program Satu Rekening Satu Pelajar (Kejar) dan juga realisasi penyaluran kredit berusaha, beruntung, dan berkah (Bertuah) yang bekerjasama dengan Bankaltimtara.
Staf Ahli Isfihani mengatan jika saat ini Pemkot sendiri tengah berfokus untuk mensukseskan Program KEJAR sebagai wujud komitmen untuk mendukung inklusi keuangan di kalangan generasi muda.
Sebagai bentuk dukungannya, Pemkot sendiri telah mengeluarkan surat edaran Wali Kota yang ditujukan kepada seluruh sekolah dasar dan menengah pertama sejak tahun 2023 untuk menjadikan program KEJAR tadi sebagai bagian dari literasi keuangan di satuan pendidikan.
“Kami berharap semakin banyak pelajar yang dapat merasakan manfaat dari menabung dan menjadi lebih siap dalam menghadapi tantangan keuangan di masa depan,”tuturnya didampingi Kabag ekonomi Setdakot Samarinda Kota Samarinda, Hj. Yuyun Puspitaningrum.
Plh Sekda ini optimis, target 90 persen pelajar di Samarinda yang memiliki rekening bisa terealisasi, triknya sambung dia dengan intens melakukan sosialisasi ke Kepala Sekolah yang berada di kota Samarinda.
“Zaman saya masih sekretaris Dinas Pendidikan, seingat kami ada sebanyak 117 ribu pelajar di Samarinda dan saya yakin dari jumlah ini sebagian pelajar pastinya sudah memiliki akun rekening melalui program bank yang langsung jemput bola ke sekolah, jadi untuk memenuhi target 90 persen dari OJK tidak terlalu sulit,”ungkapnya.
Sementara, terkait kredit Bertuah, Isfi menjelaskannya dari alokasi anggaran sebesar Rp15 miliar untuk program tersebut kini yang telah tersalurkan hingga bulan Januari 2025 sebesar Rp 12 miliar untuk 570 pelaku Usaha Kecil Menengah di kota Tepian sebagai debitur.
“Dan yang terinfokan dari Bank Kaltimtara ada sebanyak 167 debitur yang sudah melunasi kredit ini dengan total nilai Rp 3,2 miliar,”urainya.
Walaupun sambung dia, ada juga kredit macet sebanyak 19 debitur dengan nilai sebesar Rp 150 juta. Dimana kendala kredit macet ini karena penurunan omzet usaha dan usaha UKM tadi memang sudah tutup karena saat mengajukan kredit jenis usahanya baru berjalan 1 tahun.
“Mungkin kedepan supaya presentasi pinjaman bermasalah ini tidak tinggi tim bisa melakukan survei secara komprehensif kepada pelaku ukm supaya betul-betul bisa tervalidasi secara riil untuk dibiayai lewat program Bertuah,”sarannya. (CHA/JIR/KMF-SMR)
Tinggalkan Komentar