99 Kali

SAMARINDA.KOMINFONEWS - Dalam rangka meningkatkan resiliensi infrastruktur dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim. Ruang publik, yang meliputi ruang terbuka hijau, jalan, dan fasilitas umum lainnya, Center for Climate and Urban Resilience (CeCUR) – Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, bekerja sama dengan Kemitraan  dan Queensland University of Technology (QUT) Australia menggelar Seminar Internasional yang bertema "Peran Ruang Publik Dalam Resiliensi Infrastruktur dan Adaptasi Masyarakat Terhadap  Dampak Perubahan Iklim"

Kegiatan seminar Internasional tersebut dilaksanakan di Hotel Midtown jl. Hasan Basri Samarinda dan dibuka oleh Ir. Hero Mardanus Setyawan Sekretaris Daerah kota Samarinda. Rabu (23/4/2025)


Turut hadir Direktur Eksekutif CeCUR RA. Retno Hastijanti, Senior Program Manager Kemitraan Abimanyu Sasongko Aji, Kepala Bagian Kerja Sama Sekretariat kota Samarinda Idfi Septiani seta Para Narasumber.

Dalam sambutan Hero Mardanus mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda telah melaksanakan  Proyek ini sejak akhir tahun 2022 dengan melalui diskusi dan perencanaan bersama, dan berfokus pada pembangunan ruang publik berketahanan iklim di kawasan Pasar Segiri, Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Samarinda Ulu, yang berada di tepi Sungai Karang Mumus. 

Ruang publik seluas 2.711 M2 dibangun merupakan  komitmen Pemerintah Kota Samarinda untuk menghadirkan ruang-ruang terbuka yang tidak hanya inklusif dan produktif, tetapi juga adaptif terhadap tantangan perubahan iklim. "ujar Hero.


Dampak perubahan iklim semakin nyata kita rasakan, termasuk di Kota Samarinda. Perubahan pola curah hujan, kenaikan suhu, serta peningkatan frekuensi banjir dan kekeringan menjadi peringatan bagi kita semua. Berdasarkan inventarisasi emisi gas rumah kaca, sektor limbah dan energi masih menjadi penyumbang utama emisi di kota ini. Oleh karena itu, diperlukan langkah adaptasi dan mitigasi yang sistematis, kolaboratif, dan berkelanjutan."tambahnya.

Pemerintah kota (Pemkot) Samarinda juga telah dan sedang dijalankan berbagai program diantaranya Peningkatan ruang terbuka hijau dan pengembangan taman kota yang ramah lingkungan, Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dan pengurangan emisi dari sektor limbah dan Pembanguan ruang terbuka publik berketahanan iklim yang saat ini sedang dilakukan oleh Cecur.


Semoga Seminar ini bukan hanya forum diskusi, tetapi momentum penting untuk menyusun langkah nyata dan berbagi praktik baik dalam membangun kota yang tahan terhadap perubahan iklim.

Saya berharap dengan seminar ini akan lahir rekomendasi kebijakan yang aplikatif dan berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, serta dapat menjadi rujukan bagi kota-kota lain di Indonesia."tutup Hero.(Eko/kmf-smr)

Wawali Samarinda Hadiri Pelantikan Rektor Baru UMKT

Berita Sebelumnya

Gandeng Australia, Samarinda Bangun Rumah Sakit Berkelas Dunia Tanpa Sentuh APBD

Berita Selanjutnya

Yang Lain di Berita PPID

Tinggalkan Komentar