SAMARINDA. Kota Samarinda kembali dinilai dalam Rating Kota
Cerdas Indonesia (RKCI) Ke-3 Tahun 2019 oleh Tim RKCI Institut Teknologi
Bandung. Penilaian ini untuk mengetahui progres pengembangan Kota Samarinda,
terkait dengan peningkatan kualitas hidup kota melalui upaya solusi cerdas.
Nantinya, selama 2 hari tim peneliti dari RKCI ITB akan
melakukan penilaian meliputi berbagai bidang. Mulai dari sosial, ekonomi,
lingkungan, pemerintahan, hingga infrastruktur dan teknologi dengan
mengumpulkan dan memeriksa kembali data-data terkait setiap OPD di lingkungan
Pemkot.
Salah satu tim peneliti RKCI, Rifda Marwa Ufaira mengatakan
selama 2 hari di Kota Tepian pihaknya akan melakukan verifikasi data kuisioner
yang sebelumnya telah diisi oleh Pemerintah Kota. Selain itu jelas dia, tim
peniliti juga ingin melihat perkembangan sejauh mana program Smart City sudah
berjalan di Samarinda dengan pelayanan yang sudah diberikan kepada warganya.
“Kebetulan dari 93 kota se Indonesia yang kita nilai,
Samarinda akhirnya terpilih masuk kota ke-32 yang berpotensi untuk menerima
Penganugerahan Rating Kota Cerdas Indonesia untuk Kategori Kota Sedang,” tutur
Rifda.
Pengumuman penganugerahan sendiri tambah dia, akan
disampaikan pada bulan November. Selain Samarinda, di Kaltim ada Bontang yang
ikut dinilai untuk kategori Kota Kecil.
Walikota Samarinda, Syaharie Jaang saat menerima langsung
kehadiran 2 dari Tim Penilai RKCI ITB tadi di Balaikota, Kamis (3/10) pagi
mengataka, sejak Samarinda terpilih dari Kementerian Kominfo dalam program
Gerakan Menuju 100 Smart City pihaknya terus melakukan perbaikan pelayanan yang
berkaitan dengan dunia teknologi. Salah satunya sebut dia, pengembangan antrian
online berbasis digital yang kini tengah berjalan di salah satu OPD.
“Karena dari awal saya telah berkomitmen, sejak kota kita
terpilih bersama 10 kota lain di Indonesia untuk program Smart City, saya sudah
bercita-cita untuk menciptakan kota ini sebagai kota pintar. Tantangannya
adalah dengan menyediakan infrastruktur jaringan internet yang bagus di 10
kecamatan, walaupun ada konsekuensi dana yang cukup besar harus kita
keluarkan,” kata Jaang.
Kendati ia akui usaha yang dilakukan saat ini masih belum
maksimal, tapi jelas Walikota tim dari Diskominfo Samarinda sudah berusaha
memberikan yang terbaik untuk pengembangan kota ke arah teknologi lebih baik.
Buktinya, dengan dana terbatas Pemkot sudah punya ruang
Command Center yang mana isinya bisa memantau situasi sudut-sudut kota yang
sudah terpasang kamera CCTV.
“Artinya saat ini boleh dikatakan Samarinda bukan lagi kota
yang aman untuk melakukan tindak kejahatan di jalan, karena semua terpantau
lewat kamera yang bisa dimonitor lewat handphone dan layar di command center.
Dalam waktu dekat nantinya ada petugas yang berjaga selama 24 jam bergantian
untuk memonitor kondisi kota,” ungkap Jaang.
Ia menambahkan, jabatannya sebagai Walikota yang akan
berakhir pada bulan Februari tahun 2021 nanti, setidaknya semua program yang
berkaitan dengan Smart City sudah bisa terealisasikan. Tujuannya agar predikat
Samarinda sebagai kota yang aman dan nyaman bagi warga bisa betul terasa
dirasakan, sehingga daya saing kota dalam hal perekonomian bisa terjaga. (kmf4)
Penulis: Ahmad Haidir --Editor: Doni
Tinggalkan Komentar