SAMARINDA. Walikota Samarinda Syaharie Jaang memberikan beberapa
rekomendasi pada sekolah yang tidak boleh melakukan pembelajaran tatap muka
pada 11 Januari mendatang. Di antaranya jelas Jaang, bagi pelajar maupun guru
yang memiliki penyakit bawaan atau komorbit, Pemkot tidak merekomendasikan
untuk ikut dalam proses pembelajaran tatap muka nanti.
Hal tersebut disampaikan Walikota ketika menggelar video confrence
(vidcon) bersama kepala sekolah PAUD, TK, SD dan SMP se-Kota Samarinda, Senin
(21/12).
“Jadi khusus mereka yang punya penyakit bawaan seperti kelainan jantung,
diabetes dan lain-lain saya tidak rekomendasikan untuk ikut belajar tatap muka
dulu,” sebut Jaang.
Begitu pun terkait persentasen jumlah murid yang boleh belajar di
sekolah, Walikota Samarinda ini hanya merekomendasikan berdasarkan tingkat kerawanan penyebaran Covid-19 berdasarkan zonasi
yang berada di masing-masing kecamatan.
Zona kuning jelas dia, boleh melakukan pembelajaran sebesar 50 persen
saja. Seperti Kecamatan
Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, Samarinda Kota, Samarinda Ilir, Sambutan
dan Kecamatan Palaran. Sementara untuk zona orange seperti Kecamatan Sungai
Kunjang, Sungai Pinang dan Samarinda Utara murid yang turun ke sekolah untuk
belajar hanya boleh sebesar 25 persen saja. Sementara untuk zona merah ia tidak
merekomendasikan untuk melakukan pembelajaran tatap muka.
“Saya perhatikan Kecamatan Samarinda Ulu masih masuk zona merah, jadi
saya sarankan untuk sekolah yang masuk zona ini jangan dulu menggelar sekolah
tatap muka,” pintanya.
Bahkan sambung dia, bagi siswa yang tinggal di zona merah tapi sekolahnya
masuk dalam kawasan zona kuning, dirinya tidak merekomendasikan pelajar tadi
untuk ikut belajar secara tatap muka. Kendati demikian ia menambahkan sistem
zonasi tersebut masih bisa berubah seiring berjalannya waktu hingga mendekati
11 Januari nanti.
“Siapa tahu masuk awal Januari zona yang merah tadi bisa berubah ke warna
kuning karena tingkat kerawanan penyebaran Covid-19 menurun, jadi sekolah
sempat tidak dapat rekomendasi bisa langsung menggelar belajar tatap muka.
Begitu pun juga dengan siswa yang belum bisa belajar langsung di sekolah saya
minta nggak perlu khawatir karena belajar secara daring atau online tetap
diberlakukan,” urainya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Samarinda, Asli Nuryadin menambahkan
jika hasil angket yang disebar setiap sekolah awal Desember kemarin yang
diperuntukan bagi 1000 orang tua murid terkait respon terhadap pembelajaran
tatap muka, hasilnya 86 persen menyatakan setuju dan 13 persen tidak setuju
belajar tatap muka.
“Jadi apabila sistem belajar nanti berjalan kita juga berlakukan sistem
open dan close. Maksudnya apabila kembali terjadi peningkatan kasus Covid-19 di
Samarinda, maka kita langsung kembali mengeluarkan kebijakan untuk menutup
aktifitas belajar tatap muka di sekolah,” ungkapnya. (cha/don/kmf-smd)
Tinggalkan Komentar